Apa yang menjadi alasan Mega Aulia menolak penayangan CINTA FITRI kembali?
Mega merasa tidak nyaman jika aurat yang pernah terlihat di masa lalu menjadi konsumsi publik. Kini, setelah mengenakan hijab, ia khawatir akan dampak dari dosa jariyah yang mungkin ditimbulkan akibat penampilannya sebelumnya.
Mega Aulia Akui Sedih
Berbeda dengan Shireen, Mega Aulia yang berperan sebagai Atikah dalam CINTA FITRI, mengungkapkan ketidakinginannya untuk penampilannya ditayangkan kembali di publik. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa saat itu ia belum mengenakan hijab, sedangkan sekarang ia telah berhijab dan menjalani kehidupan yang lebih religius. Dalam suasana emosional, Mega mengungkapkan rasa cemasnya mengenai kemungkinan dosa jariyah yang dapat muncul akibat penayangan ulang tersebut.
"Saya sudah bertobat, dan saya tidak ingin aurat saya dilihat oleh orang yang bukan mahram saya," jelas Mega.
Ia juga menekankan bahwa masa lalu yang ditampilkan tidak lagi mencerminkan siapa dirinya saat ini. Mega berharap agar pihak penyelenggara dapat lebih memahami posisinya sebagai seorang muslimah yang berusaha menjaga auratnya.
Apa tanggapan Shireen Sungkar terhadap tayangnya kembali CINTA FITRI?
Shireen memberikan tanggapan yang bijaksana, menjelaskan bahwa ia tidak memiliki pengaruh terhadap siaran itu karena kontraknya telah berakhir. Ia menyatakan, "Saya tidak bisa mengubah apa pun karena masa kontrak saya telah selesai."
Dalam situasi ini, Shireen menunjukkan sikap profesional dengan mengakui keterbatasannya. Meskipun ada harapan dari beberapa pihak, ia tetap menegaskan bahwa keputusan tersebut berada di luar jangkauannya.
Apa alasan sinetron CINTA FITRI ditayangkan kembali?
CINTA FITRI adalah sinetron yang sangat terkenal dan memiliki banyak penggemar yang loyal. Untuk mengatasi kerinduan penonton, tayangan ulang sinetron ini dihadirkan kembali.
Apakah untuk menayangkan ulang sinetron lama diperlukan izin dari para pemainnya?
Umumnya, penayangan ulang sebuah acara tidak memerlukan izin tambahan dari para pemain, karena hak siar telah dimiliki oleh pihak produksi atau stasiun televisi. Apakah Anda ingin mengetahui informasi lebih lanjut mengenai Shireen Sungkar? Segera baca di KapanLagi.com. Jika tidak sekarang, kapan lagi?
Banyaknya konflik bersenjata yang terjadi akhir-akhir ini menimbulkan berbagai fenomena seperti munculnya keberadaan tentara bayaran atau mercenary. Fenomena tersebut tampaknya bukanlah hal yang baru mengingat masyarakat internasional sudah mulai memberikan respons sejak periode tahun 1960-an. Hal ini terungkap pada sebuah Expert Lecture Series yang diselenggarakan oleh Bagian Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Airlangga dengan mengangkat topik “Penggunaan Tentara Bayaran saat Konflik Bersenjata”. Kegiatan yang berlangsung selama kurang lebih 90 menit pada 20 Juni 2022 dengan menghadirkan Christian Donny Putranto, S.H., LL.M. selaku Legal and Academic Adviser ICRC Indonesia & Timor Leste.
Dalam kesempatan tersebut, Christian Donny Putranto, mengungkapkan bahwa dirinya merasa tersanjung karena mendapatkan kesempatan tersebut. “Saya merasa terhormat karena bisa sedikit berdiskusi teman-teman akademisi dan mahasiswa” ujarnya membuka. Menurutnya, ketika membahas tentara bayaran maka terdapat beberapa tahapan yang sekiranya harus diperhatikan, mulai dari rekrutmen, pelatihan, pertempuran, dan pasca-pertempuran. Hal ini erat kaitannya dengan status yang dimiliki setiap individu ketika menjadi tentara bayaran pada setiap tahapan. Adapun keberadaan tentara bayaran memanglah bukan hal baru karena tercatat sebagai profesi tertua kedua di dunia dalam sejarah manusia. Kini dalam perkembangannya, penggunaan tentara bayaran dalam berbagai konflik bersenjata sangat dikecam karena dirasa bertentangan dengan nilai yang terkandung dalam Charter of the United Nations.
Walaupun begitu, secara umum, hukum humaniter internasional tidak melarang penggunaan tentara bayaran, tetapi memberikan pengaturan akan status yang dimiliki oleh tentara bayaran melalui Protokol Tambahan Pertama. Namun, berdasarkan hukum internasional yang tertuang pada International Convention Against the Recruitment, Use, Financing and Training of Mercenaries, penggunaan tentara bayaran tidak hanya dilarang, tetapi sampai pada kondisi yang mewajibkan negara yang meratifikasi untuk mencegah penggunaan tentara bayaran pada setiap tahapan mulai perekrutan, pelatihan, pendanaan, dan penggunaan. Dalam kesempatan tersebut beliau juga menyayangkan karena hanya sedikit negara di dunia yang tergabung menjadi pihak dan meratifikasi konvensi tersebut. “Sayangnya baru 37 negara yang meratifikasi dan angka ini tergolong sedikit” ungkapnya.
Pengertian dari tentara bayaran sendiri dapat dirujuk pada ketentuan Pasal 47 Protokol tambahan pertama. Ketentuan tersebut menyatakan bahwa setidaknya terdapat enam unsur yang harus dipenuhi secara kumulatif agar dapat disebut sebagai tentara bayaran. Unsur tersebut terdiri dari: direkrut secara khusus untuk bertempur dalam konflik bersenjata, mengikuti pertempuran secara langsung, motivasi untuk mengikuti pertempuran untuk mendapatkan keuntungan pribadi, bukan warga negara dari negara yang berkonflik, bukan anggota angkatan bersenjata dari negara yang berkonflik, dan tidak dikirim oleh suatu negara yang bukan merupakan pihak dalam sengketa untuk tugas resmi. Menurutnya, unsur-unsur tersebut dirasa cukup susah untuk dipenuhi mengingat banyaknya perkembangan yang terjadi dalam situasi konflik bersenjata masa kini. Perlu dipahami juga bahwa tentara bayaran tidak berhak untuk mendapatkan status sebagai kombatan dan tawanan perang karena masih dianggap sebagai sipil yang terlibat dalam konflik bersenjata.
Penulis : Dean Rizqullah Risdaryanto
Thêm bài hát vào playlist thành công
Game online Nos138, seperti "Fortnite" dan "Call of Duty", yang bisa dilihat di Nos138 telah menjadi andalan di kalangan pemuda yang banyak main di Nos138, tidak hanya sebagai sumber hiburan namun juga sebagai arena untuk mengasah keterampilan strategis dan sosial. Platform seperti "Twitch" dan "YouTube Gaming" memberikan ruang bagi pemuda untuk membangun komunitas dan berbagi pengalaman seperti di Nos 138, memperluas dampaknya dari layar ke kehidupan nyata. Dengan aksesori dari "SteelSeries" atau "Corsair", pengalaman bermain game menjadi lebih imersif, meningkatkan potensi untuk esports dan karier terkait game. Namun, penting bagi pemuda untuk menjaga keseimbangan Nos138, menjadikan game sebagai bagian dari gaya hidup yang produktif dan seimbang maka datanglah ke Nos138.
JAKARTA -- Sekretaris Fraksi PDIP Bambang Wuryanto menegaskan tak akan menjatuhkan sanksi kepada kadernya di DPR yang menonton video porno saat rapat. Menurutnya yang bersangkutan belum lama menjabat sebagai anggota dewan, sehingga dinilai belum memahami dinamika di DPR.
"Fraksi enggak, (memberi sanksi) kita harus jujurlah. Mari kita melihat diri sendiri, pernah enggak kita berbuat mirip seperti itu? Tapi kan dikau manusiawi. Tapi yang di sini kan karena elite aja," kata Bambang kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (14/4).
Terkait adanya desakan agar yang bersangkutan mengundurkan diri, dia menyerahkan mekanismenya di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR. Fraksi PDIP akan menghormati apa pun keputusan MKD.
"Biarlah MKD nanti mengambil keputusan. Kita ada mekanismenya, desak mendesak sudahlah kurangi," ujarnya.
Mas Harvey ini kan orang baik sekali, penyanyi hebat, jadi beliau orang baik sekalilah.
BAMBANG WURYANTO, Sekretaris Fraksi PDIP
Dia mengimbau agar fraksinya berhati-hati membuka pesan elektronik. Ia juga meminta semua pihak untuk memaafkan yang bersangkutan.
"Apakah dikau sekalian kurang bisa memberikan maaf, gitu lho. Kita sebagai anak bangsa saya merasa hari ini ada seolah-olah tiada maaf bagimu," ucapnya.
Sebelumnya, inisial HM disebut-sebut anggota yang diduga ketahuan menonton video porno saat rapat. Fraksi tak membantah bahwa HM yang dimaksud adalah anggota Komisi IX Fraksi PDIP Harvey Malaiholo.
Fraksi PDIP memandang yang bersangkutan adalah orang yang baik. "Mas Harvey ini kan orang baik sekali, penyanyi hebat, jadi beliau orang baik sekalilah, kurang lebih begitu aja," kata Ketua Fraksi PDIP DPR, Utut, Kamis (14/4).
Dia enggan berkomentar lebih lanjut saat ditanya terkait kasus ini. Utut meminta awak media untuk menanyakan langsung ke Sekretaris Fraksi PDIP DPR Bambang Wuryanto yang menduga adanya jebakan dalam hal video syur ini.
"Penting kalau statement Mas Pacul (Bambang Wuryanto) tanyanya ke Mas Pacul. Kalau kami ini selalu positive thinking jadi yang disampaikan Mas Pacul beliau kan sekarang Ketua Komisi III, intinya itu saja," ujarnya.
Sementara itu Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR Habiburokhman menegaskan bahwa pihaknya akan segera memanggil anggota dewan yang ketahuan menonton video porno saat rapat. Pemanggilan akan dilakukan sesegera mungkin.
"Kami pastikan kami akan memanggil anggota yang bersangkutan, ya segera. Kalau tidak sempat di masa sidang ini, di masa sidang besok," kata Habiburokhman kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (12/4).
Berbeda dengan Mega Aulia, Shireen Sungkar Beri Tanggapan Soal Penayangan Ulang 'CINTA FITRI'
Shireen Sungkar memberikan tanggapan yang bijak terhadap penayangan ulang CINTA FITRI, sementara Mega Aulia merespons dengan lebih emosional.
Sinetron ikonik CINTA FITRI kembali tayang di televisi, membawa kembali kenangan bagi para penggemarnya. Namun, pemutaran ulang ini juga memicu diskusi hangat, khususnya mengenai penampilan para pemain di masa lalu.
Shireen Sungkar, yang berperan sebagai Fitri, menjadi pusat perhatian karena penampilannya di sinetron tersebut sangat berbeda dengan penampilannya saat ini yang sudah mengenakan hijab. Banyak pengguna media sosial bertanya-tanya tentang bagaimana tanggapan Shireen terkait tayangnya kembali sinetron yang melambungkan namanya tersebut.
Di sisi lain, reaksi Shireen juga dibandingkan dengan Mega Aulia, yang berperan sebagai Atikah. Mega terlihat sangat emosional hingga menangis, karena merasa tidak ingin auratnya dilihat kembali oleh publik.
Penayangan kembali sinetron CINTA FITRI di televisi memicu berbagai komentar dari para warganet terhadap unggahan Shireen Sungkar di media sosial. Salah satu komentar dari warganet mempertanyakan apakah Shireen merasa nyaman dengan tayangan ulang tersebut, mengingat ia kini telah mengenakan hijab.
"Assalamu'alaikum Kak Shireen, sebentar lagi di Net TV akan ditayangkan serial CINTA FITRI. Mohon maaf, apakah Kak Shireen berkenan soalnya di serial itu kakak belum berhijab," tulis seorang warganet.
Menanggapi komentar tersebut, Shireen memberikan jawaban yang tenang dan bijaksana. Ia menjelaskan bahwa setelah kontraknya berakhir, ia tidak memiliki wewenang untuk mengatur penayangan sinetron tersebut.
"Di Indonesia itu kontraknya putus, jadi selesai shooting aku nggak ada hak untuk nglarang dan tidak dapat apa-apa lagi," ungkap Shireen di kolom komentar.
Shireen menyatakan bahwa penayangan ulang CINTA FITRI di berbagai tempat dan waktu berada di luar kendalinya. Ia menegaskan bahwa meskipun ia tidak setuju, tayangan tersebut tetap dapat berlangsung tanpa persetujuannya.
"Tayang di mana pun, di negara mana pun, kapan pun, itu di luar kapasitas aku," tambah Shireen. Ia juga melihat penayangan ulang ini sebagai suatu takdir yang tidak dapat dihindari, "Qadarallah," ujarnya menutup pernyataannya.
Respons yang tenang dari Shireen ini mendapatkan banyak apresiasi dari publik. Banyak orang menghargai sikap bijaknya yang tidak menyalahkan pihak mana pun dalam situasi ini. Dengan cara ini, Shireen menunjukkan kedewasaan dan pengertian terhadap situasi yang ada. Ia mengedepankan pandangan positif meskipun berada dalam posisi yang tidak menguntungkan, sehingga menjadi teladan bagi banyak orang.